KOMUNIKASI DENGAN ALLAH

SUDAHKAH ANDA BERKOMUNIKASI DENGAN ALLAH ??

Dari Jabir r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya
tali penghubung antara seseorang dengan syirik dan kafir, ialah meninggalkan
shalat.”

Tahukah anda bahwa ibadah shalat itu terbagi antara Allah dan hamba-Nya
separo-separo ?

MEMBACA ALFATIHAH
Nabi saw. bersabda: “Siapa yang tidak membaca Ummul Qur’an (Fatihah) dalam
shalat, maka shalatnya tidak sempurna (Nabi mengulangnya sampai tiga kali). Lalu
ditanyakan orang kepada Abu Hurairah, “Bagimana kalau kami shalat mengikut
Imam?” Jawabnya, “Bacalah perlahan-lahan! Karena aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman: ‘Shalat itu Kubagi dua antara-Ku dan
hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya.
Al-Fatihah terbagi dua, Ayat 1 - 4 : untuk Allah; Ayat 5 : untuk Allah dan
Hamba-Nya; Ayat 6 - 7 : untuk Hamba-Nya

Shalat juga bisa diartikan sebagai zikir kepada Allah. Melalui sabda Rasulullah
saw, Allah berkata: “Aku adalah sahabat orang-orang yang mengingat-Ku” Karenanya,
bila Allah menjadi sahabat seseorang yang sedang shalat, itu berarti orang
tersebut mampu melihat sahabatnya (Allah). Inilah sebabnya shalat itu disebut
sarana berkomunikasi dengan Allah. Dan menurut Ibnu Arabi, barang siapa yang
shalatnya sudah mencapai pada tingkatan melihat Allah, maka ia selalu menjadi
imam dalam shalatnya, meskipun shalatnya sendirian. Sebab, para malaikat akan
menjadi ma’mum di belakang orang yang shalat pada tingkatan itu. Shalat demikian
inilah yang dapat mendatangkan ni’mat tiada tara.

Apabila dia mengucapkan ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim’ (Dengan menyebut nama
Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang), maka Allah Ta’ala menjawab,
“Hamba-Ku telah mengingat-Ku

Apabila dia mengucapkan ‘Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin’ (Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam), maka Allah Ta’ala menjawab, ‘Hamadani ‘abdi’ (Hamba-Ku
telah memuji-Ku)

Apabila dia mengucapkan 'Arrahmaanirrahiim’ (Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang), maka Allah Ta’ala menjawab, ‘Atsna ‘alayya ‘abdi’ (Hamba-Ku telah
mengagungkan-Ku

Apabila dia mengucapkan 'Maliki yaw middin’ (Yang Menguasai hari pembalasan),
maka Allah Ta’ala menjawab, ‘Majjadani ‘abdi’ (Hamba-Ku telah memuliakan-Ku),
atau ‘Fawwadha ilayya ‘abdi’, (Hamba-Ku telah berserah diri kepada-Ku)

Apabila dia mengucapkan ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’ (Hanya Engkaulah
yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan), maka Allah
Ta’ala menjawab, ‘Hadza bayni wa bayna ‘abdi, wa li ‘abdi ma saala’ (inilah
bagian-Ku dan bagian Hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimohon akan
terkabulkan)

Apabila dia mengucapkan ‘Ihdinash shirathal mustaqim, shirathal ladzina an’amta
‘alaihim ghairil maghdhubi ‘alaihim waladhdhaallin’ (Tunjukilah kami jalan yang
lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula) jalan mereka yang
sesat) maka Allah Ta’ala menjawab, ‘Hadza li ‘abdi’, wa li ‘abdi ma saala’ (Ini
semua bagian Hamba-Ku, dan terkabullah semua permohonan hamba-Ku)
Sumber : Shahih Muslim

MARILAH KITA TEGAKKAN SHALAT

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls